Senin, 19 Desember 2016

tugas teknik keselamatan kerja



KASUS
BATAM, TRIBUNNEWS.COM,
BATAM  - Tiga karyawan PT SMOE yakni Anwar, Jafar dan Said mengalami kecelakaan kerja pada Jumat (16/9/2016) pada pukul 17.45 WIB.
Kepada Tribun, pekerja yang mengetahui kejadian itu tiba-tiba mendengar suara ledakan keras. Dirinya saat itu tengah berada di musala kantor setelah salat tiba-tiba dia mendengar suara ledakan. Lalu dia mendatangi sumber ledakan yang berjarak sekitar 200 meter. "Ledakan cukup kuat. Pintu office sampai bergetar," kata pekerjayang tak ingin disebut identitasnya. Sampai di TKP, dia mendapati flange, penutup pipa gas alam yang berada di desk B lantai proyek modul inlet 003 terlepas. Diduga terlepas karena adanya tekanan angin secara tiba-tiba. Bersamaan dengan itu, tiga pekerja di lokasi terlihat tergolek dengan luka di dagu dan telapak tangan. Pada saat kejadian, menurutnya tiga korban tadi tengah mengerjakan proyek milik Siemens. Menurutnya kejadian itu terjadi saat testing pada salah satu pipa sudah selesai dilakukan. Namun tekanan pada pipa masih ada. Akibatnya proses commission bling flange menghantam. "Kalau sudah dilakukan testing, tidak memungkinkan letupannya sekeras itu atau Blind flange tak mungkin bisa lepas begitu saja walaupun over pressure, plug mungkin, atau mereka terkejut waktu ada ledakan dan terjatuh," kata dia. Dua korban kini telah diizinkan pulang setelah mendapatkan perawatan di RS Awal Bros, yakni Jafar dan Said. Sedangkan Anwar masih dalam perawatan karena diperkirakan mengalami patah tulang.
Terpisah, manajemen PT SMOE Indonesia membenarkan ada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Pengerjaan proyek yang berada di pesisir timur pulau Batam tersebut terjadi akibat ledakan pada Blind flange Pipa project PT Siemens. "Benar terjadi kecelakaan kerja, saat ini korban sudah mendapat perawatan di RS Awal Bros," kata Asisten Safety Manager PT SMOE Indonesia, Pembalesan Tarigan, Sabtu Dia menambahkan, kondisi luka ketiganya tidak terlalu serius. "Satu orang masih dirawat. Hari ini rencananya sudah bisa pulang, tapi menunggu keputusan dokter," katanya sembari menyebut dua lainnya telah diizinkan dokter pulang. (*)

TANGGAPAN
Dalam proses produksi sebuah perusahaan manufaktur tentunya menginginkan proses berjalan dengan lancar tanpa terjadinya kecelakaan kerja yang akan menimbulkan kerugian baik materi maupun non materi.
Dalam kasus diatas dapat kita tinjau bahwa kegagalan manajemen terjadi pada tiga bagian manajemen yaitu :
1.      Manajemen produksi, kesalahan pada menejemen ini yaitu dengan tidak adanya pantauan serius dari supervisor yang bekerja terhadap pekerja yang bekrja diarea yang resiko kerjanya tinggi.
2.      Manajemen QC/QE,  kesalahan yang terjadi pada departemen ini yaitu tidak memastikan bahwa produk tersebut memang betul-betul sudah selesai diperiksa tekanan yang berada didalam pipa tersebut.
3.      Manajemen HSE (Healt Safe Environment), kesalahan pada manajemen ini yaitu tidak memberikan barricade disekitar produk tersebut dan tidak memberikan tanda bahaya jika mendekati produk tersebut.
Untuk menanggulangi kejadiaan diatas yang pertama adalah  memberikan arahan kepada seluruh pekerja agar lebih berhati-hati terhadap pekerjaan yang bertekanan tinggi. Kedua adalah dengan memastiak setiap manajemen yang terlibat agar lebih memperhatikan keselamatan pekerja. Ketiga dengan menekankan kepada manajemen HSE agar terlebih dahulu memberikan signal aman kepada poekerja sebelum memasuki area kerja tersebut.
Dari hal yang terjadi diatas juga bisa juga kecelakaan tersebut terjadi karena manajemen SDM yang belum memberikan alat perlindungan diri kepada pekerja yang berstandarisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar