KASUS
BATAM, TRIBUNNEWS.COM,
BATAM - Tiga karyawan PT SMOE yakni Anwar, Jafar dan Said mengalami kecelakaan kerja pada Jumat
(16/9/2016) pada pukul 17.45 WIB.
Kepada Tribun, pekerja yang
mengetahui kejadian itu tiba-tiba mendengar suara ledakan keras.
Dirinya saat itu tengah berada di musala kantor setelah salat tiba-tiba dia
mendengar suara ledakan. Lalu dia mendatangi sumber ledakan yang
berjarak sekitar 200 meter. "Ledakan cukup kuat. Pintu office sampai
bergetar," kata pekerjayang tak ingin disebut identitasnya. Sampai di TKP, dia
mendapati flange, penutup pipa gas alam yang berada di desk B lantai proyek
modul inlet 003 terlepas. Diduga terlepas karena adanya tekanan angin secara
tiba-tiba. Bersamaan dengan itu, tiga pekerja di
lokasi terlihat tergolek dengan luka di dagu dan telapak tangan. Pada saat
kejadian, menurutnya tiga korban tadi tengah mengerjakan proyek milik Siemens. Menurutnya
kejadian itu terjadi saat testing pada salah satu pipa sudah selesai dilakukan.
Namun tekanan pada pipa masih ada. Akibatnya proses commission bling flange
menghantam. "Kalau sudah dilakukan testing, tidak memungkinkan letupannya
sekeras itu atau Blind flange tak mungkin bisa lepas begitu saja walaupun over
pressure, plug mungkin, atau mereka terkejut waktu ada ledakan dan
terjatuh," kata dia. Dua korban kini telah diizinkan pulang setelah
mendapatkan perawatan di RS Awal Bros, yakni Jafar dan Said. Sedangkan Anwar
masih dalam perawatan karena diperkirakan mengalami patah tulang.
Terpisah, manajemen PT SMOE Indonesia membenarkan ada pekerja yang
mengalami kecelakaan kerja. Pengerjaan proyek yang berada di pesisir timur
pulau Batam tersebut terjadi akibat ledakan pada
Blind flange Pipa project PT Siemens. "Benar terjadi kecelakaan kerja,
saat ini korban sudah mendapat perawatan di RS Awal Bros," kata Asisten
Safety Manager PT SMOE Indonesia, Pembalesan Tarigan, Sabtu Dia menambahkan, kondisi luka ketiganya tidak terlalu serius. "Satu
orang masih dirawat. Hari ini rencananya sudah bisa pulang, tapi menunggu
keputusan dokter," katanya sembari menyebut dua lainnya telah diizinkan
dokter pulang. (*)
TANGGAPAN
Dalam proses
produksi sebuah perusahaan manufaktur tentunya menginginkan proses berjalan
dengan lancar tanpa terjadinya kecelakaan kerja yang akan menimbulkan kerugian
baik materi maupun non materi.
Dalam kasus diatas
dapat kita tinjau bahwa kegagalan manajemen terjadi pada tiga bagian manajemen
yaitu :
1.
Manajemen produksi, kesalahan pada menejemen ini yaitu
dengan tidak adanya pantauan serius dari supervisor yang bekerja terhadap
pekerja yang bekrja diarea yang resiko kerjanya tinggi.
2.
Manajemen QC/QE, kesalahan yang terjadi pada departemen ini
yaitu tidak memastikan bahwa produk tersebut memang betul-betul sudah selesai
diperiksa tekanan yang berada didalam pipa tersebut.
3.
Manajemen HSE (Healt
Safe Environment), kesalahan pada manajemen ini yaitu tidak memberikan barricade disekitar produk tersebut dan
tidak memberikan tanda bahaya jika mendekati produk tersebut.
Untuk menanggulangi
kejadiaan diatas yang pertama adalah memberikan
arahan kepada seluruh pekerja agar lebih berhati-hati terhadap pekerjaan yang
bertekanan tinggi. Kedua adalah dengan memastiak setiap manajemen yang terlibat
agar lebih memperhatikan keselamatan pekerja. Ketiga dengan menekankan kepada
manajemen HSE agar terlebih dahulu memberikan signal aman kepada poekerja
sebelum memasuki area kerja tersebut.
Dari hal yang
terjadi diatas juga bisa juga kecelakaan tersebut terjadi karena manajemen SDM
yang belum memberikan alat perlindungan diri kepada pekerja yang
berstandarisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar