Senin, 19 Desember 2016

bab 3, psikologi industri



BAB III
TINJAUAN PRAKTIS
3.1       Gambaran Umum Perusahaan
            Semakin berkembangnya zaman maka tingkat kebutuhan akan tas guna memenuhi gaya dan juga untuk kebutuhan kerja ataupun sekolah. Dan pebrik tas roman indah adalah salah satu solusi untuk masyarakat.
3.1.1    Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan ini didirikan pada 17 Oktober 1992. Perusahaan bergerak pada bidang pembuatan berbagai macam jenis tas seperti tas ransel, koper, tas laptop, tas anak-anak, tas sekolah, dll.
3.1.2    Lokasi Perusahaan
Perusahaan ini terletak di Jl. Kp. Durian No.2-4, Gurun Laweh Nan XX, Lubuk Begalung Padang. Lokasi ini merupakan lokasi perumahan, sehingga merupakan tempat yang tepat untuk berdirinya sebuah UKM atau pabrik tas.
3.1.3    Tujuan Perusahaan
                        Tujuan dan maksud berdirinya perusahaan ini antara lain yaitu ;
1.      Memberikan jasa dalam bidang perindustrian, terutama jasa desain.
2.      Mengembangkan budaya kreatif dan mewujudkan tenaga kerja handal.
3.      Mengurangi pengangguran di kota Padang.
4.      Memenuhi kebutuhan masyarakat untuk berbagai macam tas.
3.2       Tenaga Kerja
            Adapun jumlah tenaga kerja yang ada pada Pabrik tas ROMAN INDAH adalah sebagai berikut :


Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Bagian / Unit Kerja
NO
UNIT
PEKERJA
1
Bagian administrasi
2 orang
2
Bagian pembuatan (desain, pemotongan, dan penjahitan.
17 orang
3
bagian penyablonan
1 orang
4
Bagian finishing (peking).
2 orang
JUMLAH
22 orang

3.3       Jam Kerja
            Pabrik tas ROMAN INDAH memiiliki jam kerja yang berbeda dan  sehari tanpa menggunakan sistem shift kerja. Untuk waktu kerja yang terjadwal adalah bagian administrasi yaitu start pada jam 08.00-16.00. dan untuk waktu kerja yang lain pada bagian pembuatan (desain, pemotongan dan penjahitan), penyablonan dan fonoshing menggunakan sistem kerja borongan perunit tas yang dibuat.
3.4       Bahan Baku
Dengan perkembangan teknologi dan ekonomi saat ini dimana kemudahan fasilitas & daya beli masyarakat yang meningkat dengan pesat, membuat kebutuhan akan kualitas produk semakin menjadi pilihan, sehingga para produsen diharuskan untuk meningkatkan kelebihan produknya masing-masing agar tidak tertinggal dengan para pesaingnya. begitu juga dalam industri tas yang mengharuskan mengikuti trend dan model yang diminati para konsumen yang tentunya dengan kualitas standard hingga kualitas tinggi.
Bahan yang digunakan adalh sebagai berikut :
1.         D600
2.         D300
3.         D1800
4.         POLO
5.         RESTOP
6.         THOMAS
7.         dan SATEN
3.5       Proses kerja
            Proses kerja pembuatan tas pada pabrik tas ROMAN INDAH :
1.      pemilihan dan pengukuran bahan
Gambar 3.1 Pemilihan dan pengukuran bahan


2.      pemotongan bahan
pemotongan bahan berdasarkan tas yang akan dibuat.

Gambar 3.2 Hasil yang sudah dipotong
3.      penjahitan
Pola kain atau bahan yang diinginkan oleh konsumen setelah dipola dilanjutkan dengan penjahitan sampai selesai.
Gambar 3.3 Proses Penjahitan
4.      penyamblonan
Jika ada tulisan/gambar yang harus ditampilkan pada tas maka dilakukan proses penyablonan.

Gambar 3.4 Penyablonan


5.      finishing (pengepakan)
selesai proses penjahitan maka barang yang sudah siap kemudian dibungkus dan di dan diikat, dalam satu ikatan terdiri dari 10pcs tas.

Gambar 3.5 Gambar tas yang sudah jadi

Gambar 3.6 finishing (pengepakan)



3.6   Ergonomi Pada Proses Penjahitan
Gambar 3.7 ergonomi pada penjahit
            Dari gambar tersebut dapat kita melihat bagaimana posisi tubuh seorang pekerja saat melakukan penjahitan. Dan diketahui bahwa pekerjaan mengharuskan tubuh tetap statis dan tidak ada pergerakan dalam bentuk mobilisasi tubuh.
            Pada gambar juga dapat dilihat bahwa penjahit menggunakan mesin jahit yang model lama dan menggunakan kursi dengan sandaran punggung yang beralaskan busa. Namun alam proses menjahit kursi bersandaran atau tidakpun fungsinya tetap sama.
            Adapun beberapa penilain secara ergonomic dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.            Penilaian postur leher
Pada postur penjahit dibagian leher terbentuk sudut 40̊  dikarenakan menunduknya kepala penjahit agar bias melihat jahitan lebih jelas dan dekat.
2.         Penilaian postur punggung
Pada postur punggung terdapat sudut sebesar 20̊, hsl ini terjadi karena pekerja membungkukkan badannya agar dapat mendekat kemeja jahit yang merupakan area kerja. Sementara itu kursi yang digunakan adalh kursi dengan sandaran punggung yang possisi duduk dari penjahit sendiri tidak menggunakan sandaran.
3.         Penilaian postur kaki
Posisi kerja penjahit saat menjahit dengan ditumpu dengan kedua kaki, meskipun antara paha an betis membentuk sudut.

4.         Penilaian postur lengan bagian atas
Pada saat proses penjahitan, pada lengan atas penjahit terbentuk susdut sebesar 25̊.
5.         Penilaian postur lengan bagian bawah
Lengan bagian bawah ketika bekerja pada mesin jahit akan membentuk sudut 65̊. Jika dilihat dari lembar penilaian 65̊ masih berada dalam rentang 60-100.
6.         Penilaian postur pergelangan tangan
Pergelangan tangan penjahit merupakan bagian yang memiliki produktifitas kerja yang cukup tinggi pada saat menjahit. Namun posisi suut yang terbentuk masih alam rentang -15̊ sampai dengan 15̊.
7.         Penilaian beban saat bekerja
Pekerjaan menjahit adalh pekerjaan yang memiliki beban kerja yang ringan yaitu dibawah 5kg. ksrens dslsm menjshit tidsk ada proses pengangkatan barang, dan mesin yang digunakanpun mesin yang ringan. Jadi energy yang digunakan pun cukup kecil.
8.         Penilaian posisi tangan (coupling) saat bekerja
Coupling pada saat menjalankan pekerjaan berada pada kondisi yang bagus, sehingga tidak ada penambahan nilai untuk coupling.
9.         Penilaian durasi dan aktifitas pekerjaan
Pekerjaan menjahit adalah pekerjaan yang dilakukan dalam postur duduk engan statis atau dalam waktu yang cukup lama sehingga membuat beberapa anggota tubuh berada pada kondisi yang sama lebih dari satu menit.
Selain posisi statis, dalam menjahit juga terdapat pekerjaan yang dilakukan oleh tangan dan kaki, pengulangan gerakan pada tangan dan kaki saat menginjak pedal dapat terjadi lebih dari empat kali dalam satu menit.

3.7     Gambaran resiko ergonomi pada penjahit
Pekerjaan menjahit memang mengharuskan pekerja membungkukkan punggung pada saat menjahit, karena jarak pandang mata dengan kain dan jarum harus dekat dak terlihat jelas agar tidak terjadi kesalahan.

3.8     Keluhan penjahit terhadap musculoskeletal
            Keluhan yang terdapat apabila pekerja sudah melakukan pekerjaannya, sering merasakan sakit pada bagian tubuh tertentu berupa rasa pegal, nyeri, kesemutan, kaku, tegang, kejang, panas dan bengkak. Rasa sakit tersebut dirasakan pada bagian-bagian tubuh yang sering bekerja yaitu :
1.      Sakit punggung dan nyeri pinggang bagian bawah
2.      Sakit leher
3.      Pencahayaan yang inadequate (inadequate lighting)
4.      Pegal pada bagian kaki
5.      Pegal pada bagian lengan dan pergelangan tangan
6.      Tekanan langsung yang berlebih
7.      Dll


3.9         Proses Seleksi Karyawan
Karena proses kerja di perusahaan ini menggunakan prinsip kerja borongan, maka untuk karyawan yang diterima juga sudah merupakan karyawan yang bisa dan biasa menjahit tas. Dan untuk lebih meyakinkan lagi maka pada tahap seleksi diharuskan melampirkan sertifikat kursus menjahit, seminar, ataupun surat pengalaman kerja di perusahaan pembuatan tas yang sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar