BAB III
TINJAUAN PRAKTIS
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
Semakin berkembangnya zaman maka tingkat kebutuhan akan
tas guna memenuhi gaya dan juga untuk kebutuhan kerja ataupun sekolah. Dan
pebrik tas roman indah adalah salah satu solusi untuk masyarakat.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan ini
didirikan pada 17 Oktober 1992. Perusahaan bergerak pada bidang pembuatan
berbagai macam jenis tas seperti tas ransel, koper, tas laptop, tas anak-anak,
tas sekolah, dll.
3.1.2 Lokasi Perusahaan
Perusahaan ini terletak
di Jl.
Kp. Durian No.2-4, Gurun Laweh Nan XX, Lubuk Begalung Padang. Lokasi ini merupakan
lokasi perumahan, sehingga merupakan tempat yang tepat untuk berdirinya sebuah
UKM atau pabrik tas.
3.1.3 Tujuan Perusahaan
Tujuan dan maksud berdirinya
perusahaan ini antara lain yaitu ;
1.
Memberikan jasa dalam bidang perindustrian,
terutama jasa desain.
2. Mengembangkan
budaya kreatif dan mewujudkan tenaga kerja handal.
3. Mengurangi
pengangguran di kota Padang.
4.
Memenuhi kebutuhan masyarakat untuk berbagai
macam tas.
3.2 Tenaga Kerja
Adapun jumlah tenaga
kerja yang ada pada Pabrik tas ROMAN INDAH adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan
Bagian / Unit Kerja
NO
|
UNIT
|
PEKERJA
|
1
|
Bagian administrasi
|
2 orang
|
2
|
Bagian pembuatan (desain, pemotongan, dan penjahitan.
|
17 orang
|
3
|
bagian penyablonan
|
1 orang
|
4
|
Bagian finishing (peking).
|
2 orang
|
JUMLAH
|
22 orang
|
3.3 Jam Kerja
Pabrik tas ROMAN
INDAH memiiliki
jam kerja yang berbeda dan sehari tanpa menggunakan
sistem shift kerja. Untuk waktu kerja yang terjadwal adalah bagian administrasi
yaitu start pada jam 08.00-16.00. dan untuk waktu kerja yang lain pada bagian pembuatan
(desain, pemotongan dan penjahitan), penyablonan dan fonoshing menggunakan
sistem kerja borongan perunit tas yang dibuat.
3.4 Bahan Baku
Dengan
perkembangan teknologi dan ekonomi saat ini dimana kemudahan fasilitas &
daya beli masyarakat yang meningkat dengan pesat, membuat kebutuhan akan
kualitas produk semakin menjadi pilihan, sehingga para produsen diharuskan
untuk meningkatkan kelebihan produknya masing-masing agar tidak tertinggal
dengan para pesaingnya. begitu juga dalam industri tas yang mengharuskan
mengikuti trend dan model yang diminati para konsumen yang tentunya dengan
kualitas standard hingga kualitas tinggi.
Bahan yang
digunakan adalh sebagai berikut :
1.
D600
2.
D300
3.
D1800
4.
POLO
5.
RESTOP
6.
THOMAS
7.
dan SATEN
3.5 Proses kerja
Proses kerja pembuatan tas pada pabrik tas
ROMAN INDAH :
1.
pemilihan
dan
pengukuran bahan
Gambar 3.1 Pemilihan dan pengukuran bahan
2.
pemotongan bahan
pemotongan
bahan berdasarkan tas yang akan dibuat.
Gambar 3.2 Hasil yang sudah dipotong
3.
penjahitan
Pola kain atau bahan
yang diinginkan oleh konsumen setelah dipola dilanjutkan dengan penjahitan
sampai selesai.
Gambar 3.3 Proses Penjahitan
4.
penyamblonan
Jika
ada tulisan/gambar yang harus ditampilkan pada tas maka dilakukan proses
penyablonan.
Gambar
3.4 Penyablonan
5.
finishing (pengepakan)
selesai
proses penjahitan maka barang yang sudah siap kemudian dibungkus dan di dan
diikat, dalam satu ikatan terdiri dari 10pcs tas.
Gambar 3.5 Gambar tas yang sudah jadi
Gambar
3.6 finishing (pengepakan)
3.6 Ergonomi Pada Proses Penjahitan
Gambar
3.7 ergonomi pada penjahit
Dari gambar tersebut dapat kita melihat bagaimana posisi
tubuh seorang pekerja saat melakukan penjahitan. Dan diketahui bahwa pekerjaan
mengharuskan tubuh tetap statis dan tidak ada pergerakan dalam bentuk
mobilisasi tubuh.
Pada gambar juga dapat dilihat bahwa penjahit menggunakan
mesin jahit yang model lama dan menggunakan kursi dengan sandaran punggung yang
beralaskan busa. Namun alam proses menjahit kursi bersandaran atau tidakpun
fungsinya tetap sama.
Adapun beberapa penilain secara ergonomic dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.
Penilaian postur leher
Pada postur penjahit dibagian leher
terbentuk sudut 40̊ dikarenakan
menunduknya kepala penjahit agar bias melihat jahitan lebih jelas dan dekat.
2.
Penilaian postur punggung
Pada postur punggung terdapat sudut
sebesar 20̊, hsl ini terjadi karena pekerja membungkukkan badannya agar dapat
mendekat kemeja jahit yang merupakan area kerja. Sementara itu kursi yang
digunakan adalh kursi dengan sandaran punggung yang possisi duduk dari penjahit
sendiri tidak menggunakan sandaran.
3.
Penilaian postur kaki
Posisi kerja penjahit saat menjahit
dengan ditumpu dengan kedua kaki, meskipun antara paha an betis membentuk
sudut.
4.
Penilaian postur lengan bagian atas
Pada saat proses penjahitan, pada
lengan atas penjahit terbentuk susdut sebesar 25̊.
5.
Penilaian postur lengan bagian bawah
Lengan bagian bawah ketika bekerja
pada mesin jahit akan membentuk sudut 65̊. Jika dilihat dari lembar penilaian
65̊ masih berada dalam rentang 60-100.
6.
Penilaian postur pergelangan tangan
Pergelangan
tangan penjahit merupakan bagian yang memiliki produktifitas kerja yang cukup
tinggi pada saat menjahit. Namun posisi suut yang terbentuk masih alam rentang
-15̊ sampai dengan 15̊.
7.
Penilaian beban saat bekerja
Pekerjaan menjahit adalh pekerjaan yang
memiliki beban kerja yang ringan yaitu dibawah 5kg. ksrens dslsm menjshit tidsk
ada proses pengangkatan barang, dan mesin yang digunakanpun mesin yang ringan.
Jadi energy yang digunakan pun cukup kecil.
8.
Penilaian posisi tangan (coupling) saat bekerja
Coupling
pada saat menjalankan pekerjaan berada pada kondisi yang bagus, sehingga tidak
ada penambahan nilai untuk coupling.
9.
Penilaian durasi dan aktifitas pekerjaan
Pekerjaan menjahit adalah pekerjaan yang
dilakukan dalam postur duduk engan statis atau dalam waktu yang cukup lama
sehingga membuat beberapa anggota tubuh berada pada kondisi yang sama lebih
dari satu menit.
Selain posisi statis, dalam menjahit
juga terdapat pekerjaan yang dilakukan oleh tangan dan kaki, pengulangan
gerakan pada tangan dan kaki saat menginjak pedal dapat terjadi lebih dari
empat kali dalam satu menit.
3.7 Gambaran resiko ergonomi pada penjahit
Pekerjaan
menjahit memang mengharuskan pekerja membungkukkan punggung pada saat menjahit,
karena jarak pandang mata dengan kain dan jarum harus dekat dak terlihat jelas
agar tidak terjadi kesalahan.
3.8 Keluhan penjahit terhadap musculoskeletal
Keluhan yang terdapat apabila
pekerja sudah melakukan pekerjaannya, sering merasakan sakit pada bagian tubuh
tertentu berupa rasa pegal, nyeri, kesemutan, kaku, tegang, kejang, panas dan
bengkak. Rasa sakit tersebut dirasakan pada bagian-bagian tubuh yang sering
bekerja yaitu :
1. Sakit
punggung dan nyeri pinggang bagian bawah
2. Sakit
leher
3. Pencahayaan
yang inadequate (inadequate lighting)
4. Pegal
pada bagian kaki
5. Pegal
pada bagian lengan dan pergelangan tangan
6. Tekanan
langsung yang berlebih
7. Dll
3.9
Proses Seleksi Karyawan
Karena
proses kerja di perusahaan ini menggunakan prinsip kerja borongan, maka untuk
karyawan yang diterima juga sudah merupakan karyawan yang bisa dan biasa
menjahit tas. Dan untuk lebih meyakinkan lagi maka pada tahap seleksi
diharuskan melampirkan sertifikat kursus menjahit, seminar, ataupun surat
pengalaman kerja di perusahaan pembuatan tas yang sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar