BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Proses Produksi
Proses Produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan/menghasilkan atau
menambah nilai guna terhadap suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
oleh orang atau badan (produsen). Orang atau badan yang melakukan kegiatan
produksi dikenal dengan sebutan produsen
Sedangkan
barang atau jasa yang dihasilkan dari melakukan kegiatan produksi disebut
dengan produk. Istilah Produksi berasal dari bahasa
inggris to produce yang berarti menghasilkan.
(Sumber:http://www.artikelsiana.com/2015/09/pengertian-produksi-faktor-faktor.html).
2.2 Faktor yang Berpengaruh dalam Lingkungan Kerja
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja, seperti yang
dikemukakan Sedarmayanti, yaitu:
1.
Penerangan
Berjalannya suatu perusahaan
tak luput dari adanya faktor penerangan, begitu pula untuk menunjang kondisi
kerja penerangan memberikan arti yang sangat penting. Salah satu faktor yang penting dari lingkungan kerja yang dapat memberikan
semangat dalam bekerja adalah penerangan yang baik.
Karyawan yang terlibat dalam
pekerjaan sepanjang hari rentan terhadap ketegangan mata yang disertai dengan
keletiah mental, perasaan marah dan gangguan fisik lainnya.Dalam hal penerangan
di sini tidak hanya terbatas pada penerangan listrik tetapi juga penerangan
matahari. Penerangan yang baik dapat memberikan kepuasan dalam bekerja dan
tentunya akan meningkatkan produktivitas, selanjutnya penerangan yang tidak
baik dapat memberikan ketidak puasan dalam bekerja dan menurunkan
produktivitas.
Hal ini disebabkan karena
penerangan yang baik tentunya akan memudahkan para karyawan dalam melakukan
aktivitas.
Ciri-ciri penerangan yang baik
menurut Sofyan Assauri adalah sebagai berikut:
1.
Sinar cahaya
yang cukup.
2.
Sinarnya
yang tidak berkilau dan menyilaukan.
3.
Tidak
terdapat kontras yang tajam.
4.
Cahaya yang terang.
5.
Distribusi
cahaya yang merata.
6.
Warna yang
sesuai.
2.
Suhu Udara
Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman manakala
ditunjang oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang memberikan andil adalah
suhu udara. Suhu udara dalam ruangan kerja merupakan salah satu faktor yang
harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan agar karyawan dapat bekerja dengan
menggunakan seluruh kemampuan sehinggan menciptajkan hasil yang optimal.
Selain suhu udara, sirkulasi udara di tempat kerja
perlu diperhatikan juga.Bila sirkulasi udara baik maka udara kotor yang ada
dalam ruangan bisa diganti dengan udara yang bersih yang berasal dari luar
ruangan.
Berbicara tentang kondisi udara maka ada tiga hal yang
menjadi fokus perhatian yaitu kelembaban, suhu udara dan sirkulasi udara.Ketiga
hal tersebut sangat berpengaruh terhadap aktivitas para pekerja.Bagaimana
seorang staf administrasi dapat bekerja secara optimal bila keadaan udaranya
sangat gerah.
Hal tersebut akhirnya dapat
menurunkan semangat kerja karena dipengaruhi oleh turunnya konsentrasi dan
tingkat stress karyawan. Mengenai kelembaban, suhu udara dan sirkulasi udara
dijelaskan oleh Sritomo Wignosubroto sebagai berikut:
1)
Kelembaban
Kelembaban udara adalah
banyaknya air yang terkandung di dalam udara. Kelembaban ini sangat berhubungan
atau dipengaruhi oleh temperatur udara. Suatu keadaan di mana temperatur udara
sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan pengurangan panas dari
tubuh secara besar-besaran.
2)
Suhu Udara
Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk
mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh
tersebut. Produktivitas manusia akan
mencapi tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24-27ºC.
3)
Sirkulasi Udara
Udara disekitar kita dikatakan kotor apabila keadaam
oksigen di dalam udara tersebut telah berkurang dan bercampur gas-gas lainnya
yang membahayakan kesehatan tubuh.Hal ini diakibatkan oleh perputaran udara
yang tidak normal.
Udara yang kotor disekitar kita dapat
dirasakan dengan sesaknya pernafasan. Ini tidak boleh dibiarkan, karena akan
mempengaruhi kesehatan tubuh dan akan cepat membuat tubuh kita lelah. Seperti
yang diungkapkan oleh Sritomo Wignjosoebroto pengaruh temperatur udara terhadap
manusia bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Pengaruh Temperatur Terhadap Aktivitas Manusia
Temperature
|
Pengaruh Terhadap Manusia
|
Kurang
lebih 49ºC
|
Temperatur
yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh di atas tingkat kemampuan fisik
dan mental. Lebih kurang 30ºC aktiviatas mental dan daya tanggap cenderung
membuat kesalahan dalam pekerjaan. Timbul kelelahan fisik dan sebagainya
|
Kurang
dari 30ºC
|
Aktivitas
mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan
dalam pekerjaan dan menimbulkan kelelahan fisik
|
Kurang
lebih 24ºC
|
Yaitu
kondisi optimum (normal) bagi manusia
|
Kurang
dari 24ºC
|
Kelakuan
ekstrim mulai muncul
|
Sumber:
Sritomo Wignjosoebroto (1989:50)
3. Kebisingan
Untuk meningkatkan
produktivitas kerja suara yang mengganggu perlu dikurangi. Bunyi bising dapat
mengganggu konsentrasi dalam bekerja, untuk itu suara-suara ribut harus
diusahakan berkurang. Turunya konsentrasi karena ditimbulkan oleh suara bising dapat berdampak
pada meningkatnya stres karyawan.
Menurut Sedarmayanti ada tiga
aspek yang menentukan kualitas suara bunyi yang bisa menimbulkan tingkat
gangguan terhadap manusia, yaitu:
1)
Lama bunyi
Lama waktu bunyi terdengar.
Semakin lama telinga kita mendengar kebisingan maka semakin buruk akibatnya
bagi pendengaran (tuli).
2)
Intensitas
kebisingan
Intensitas biasanya diukur
dengan satuan desibel (dB), yang menunjukan besarnya arus energi persatuan luas
dan batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel.
3)
Frekuensi
Frekuensi suara menunjukan
jumlah dari gelombang-gelombang suara yang sampai de telinga kita setiap detik
yang dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz (HZ).
Dari pendapat di atas dapat
dikatakan bahwa telinga manusia memiliki batasan dalam pendengaran. Batas
pendengaran manusia mencapai 70 desibel, jika suara yang didengar manusia
melebihi batas tersebut maka konsentasi manusia akan mudah kabur.
Gangguan-gangguan seperti ini hendaknya dihindari agar semangat kerja tetap
stabil dan produktivitas kerja menjadi optimal.
4.
Penggunaan
Warna
Warna ruangan mempunyai pengaruh terhadap gairah kerja
dan semangat para karyawan.Warna ini berpengaruh terhadap kemampuan mata
melihat objek dan memberi efek psikologis kepada para karyawan karena warna
mempuyai pengaruh besar terhadap perasaan seseorang. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, ceria atau
sumpek dan lain-lain.
Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas maka
perusahaan harus memperhatikan penggunaan warna agar dapat mempengaruhi
semangat dan gairah kerja para karyawannya.Untuk ruang kerja hendaknya dipilih
warna-warna yang dingin atau lembut, misalnya coklat, krem, putih, hijau muda
dan sebagainya.Sebagai contoh adalah warna putih, warna putih dapat memberikan
kesan ruangan yang sempit menjadi tampak leluasa dan bersih.
Sebenarnya bukan warna saja yang harus diperhatikan
tapi komposisinya juga harus diperhatikan.Hal ini disebabkan komposisi warna
yang salah dapat mengganggu
pemadangan sehingga menimbulkan rasa kurang menyenangkan atau bosan bagi yang
melihat.Rasa menyenangkan atau bosan dapat mempengaruhi semangat kerja
karyawan.
Komposisi warna yang ideal
menurut Alex S Nitisemito, terdiri dari:
1)
Warna primer
(merah, biru, kuning).
Kalau dijajarkan tanpa antara akan tampak keras
dan tidak harmonis serta tidak bisa dijajarkan dengan yang lain sehingga tidak
sedap dipandang.
2)
Warna
sekunder (oranye, hijau, violet).
Kalau dijajarkan akan menimbulkan kesan yang
harmonis, sedap dipandang mata.
3)
Warna-warna
primer jika dijajarkan dengan warna sekunder yang berada dihadapannya akan
menimbulkan warna-warna komplementer yang sifatnya kontras dan baik sekali
dipandang mata.
4)
Warna-warna
primer jika dijajarkan dengan warna sekunder yang terdapat disampingnya akan
merusak salah satu dari warna tersebut dan akan terkesan suram.
Komposisi warna sangat
berpengaruh terhadap kenyamanan kerja. Bila komposisi warna kurang pas bisa
menimbulkan rasa jenuh dan sumpek sehingga mengurangi kenyamanan dalam bekerja
sehingga semangat kerja akan menurun yang dapat mengganggu produktivitas kerja.
Menurut Sedarmayanti, membagi
warna berdasarkan pengaruhnya terhadap perasaan manusia, yaitu:
1)
Warna merah
Bersifat dinamis dan merangsang, berpengaruh menimbulkan semangat kerja.
2)
Warna kuning
Bersifat keanggunan, terang dan leluasa.Berpengaruh menimbulkan rasa
gembira dan merangsang urat syaraf mata.
3)
Warna biru
Bersifat tenang, tentram dan sejuk.Berpengaruh mengurangi tekanan dan
keteganggan.
5.
Ruang Gerak
Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja
yang dapat mencegah timbulnya gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi
semua karyawan yang bekerja di dalamnya.Barang-barang yang diperlukan dalam
ruang kerja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
gangguan terhadap para karyawan.
Jalan-jalan yang dipergunakan untuk lalu-lalang para
karyawan hendaknya tidak dipergunakan untuk meletakkan barang-barang yang tidak
pada tempatnya.Dalam ruangan kerja hedaknya ditempatkan tempat sampah sehingga
kebersihan lingkungan kerja tetap terjaga.
Ruang kerja hendaknya di desain sedemikian rupa
sehingga memberikan kesan nyaman bagi para karyawan.Untuk itu ruangan kerja
harus ditata mengacu kepada aliran kerja sehingga meningkatkan efesiensi dan
memudahkan koordinasi antar para karyawan. Perusahaan yang baik akan selalu menyediakan berbagai sarana yang memadai,
hal ini dimaksudkan agar para karyawan merasa senang dan betah di ruangan
kerja.
Menurut Sofyan Assauri
mengemukakan bahwa: “Agar para karyawan dapat leluasa bergerak dengan baik,
maka ruangan gerak para karyawan perlu diberikan ruangan yang memadai. Terlalu
sempit ruang gerak akan menghambat proses kerja para karyawan. Sebaliknya
ruangan kerja yang besar merupakan pemborosan ruangan.”
Dari pendapat di atas mengenai
ruang gerak yang ideal adalah ruang yang leluasa sehingga dapat membantu
kelancaran kerja para karyawan. Ruangan yang sempit akan mengakibatkan
lalu-lintas di tempat kerja menjadi semrawut, sehingga karyawan akan kehilangan
semangat dalam bekerja. Perusahaan yang memiliki ruang kerja belum tentu mampu
meningkatkan gairah para karyawannya, karena tanpa tata ruang yang baik akan
menghambat proses kerja.
6. Keamanan Bekerja
Keamanan yang diciptakan suatu perusahaan akan
mewujudkan pemeliharaan karyawan dengan baik, namun keamanan bekerja ini tidak
bisa diciptakan oleh pimpinan perusahaan. Keamanan bekerja akan tercipta bila semua elemen yang ada di perusahaan
secara bahu-membahu menciptakan kondisi keamanan yang stabil.
Keamanan kerja untuk sebuah
kantor memang harus diperhatikan baik itu untuk keamanan terhadap peralatan
yang digunakan dan keamanan lingkungan kerja. Lingkungan kerja harus memenuhi
syarat-syarat keamanan dari orang-orang yang berniat jahat dan ruangan kerja
yang aman dari aktivitas tamu dan pergerakan umum.
Tentang keselamatan kerja ini sudah ada peraturannya,
yang harus dipatuhi oleh setiap perusahaan.Artinya setiap perusahaan
menyediakan alat keselamatan kerja, melatih penggunaanya.Hal ini dimaksudkan
agar karyawan dapat bekerja dengan tenang dan nyaman.
Alex S Nitisemito berpendapat bahwa “Apabila perusahaan dapat memberikan jaminan keamanan,
ketenangan dalam bekerja maka akan timbul semangat kerja dan gairah kerja”. Pendapat
mengenai keamanan bekerja di atas menggambarkan bahwa perusahaan bertanggung
jawab akan kondisi karyawannya. Dorongan psikologis para karyawan dalam
berkerja yang berupa rasa aman dan nyaman sangat mempengaruhi konsenntrasi
dalam bekerja. Konsentrasi yang tidak mendukung akan mengakibatkan semangat dan
gairah menurun sehingga mengurangi produktivitas kerja.
Syarat-syarat untuk dapat
bekerja dengan perasaan tentram, aman dan nyaman mengandung dua faktor utama
yaitu faktor fisik dan non fisik. Menurut Slamet Saksono berpendapat bahwa:
“Segala sesuatu yang yang menyangkut faktor fisik yang menjadi menjadi
kewajiban serta tanggung jawab perusahaan adalah tata ruangan kerja. Tata
ruangan kerja yang baik adalah yang dapat mencegah timbulnya gangguan keamanan
dan keselamatan bagi karyawan.Barang-barang yang diperlukan dalam ruang kerja
harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarkan gangguan yang
ditimbulkan terhadap karyawan.”
Lingkungan
kerja yang baik dan bersih, cahaya yang cukup, bebas dari kebisingan dan
gangguan diharapkan akan memberi semangat tersendiri bagi karyawan dalam
melakukan pekerjaan dengan baik. Tetapi
lingkungan kerja yang buruk, gelap dan lembab akan menimbulkan cepat lelah dan
menurunkan semangat dan produktivitas dalam bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar